Silap lidah berbicara, mengikut kata hati penuh emosi, perkara lalu walau kelmarin, maaf didahului dari ke-egoan diri ini.
Nafsu berkata jangan berhenti, teruskan legasi benci membenci, tapi bukan itu kehendak Allah dan Nabi, tapi agar kita sentiasa saling maaf memaafi.
Biar apa jua aftermath benda2 yg aku tulis, kasar dan kesat, aku akui, aku akur, biar kalian menghukum dan menghakim, tapi agar bila aku bertemu Si Pemegang Jiwa, Dia tahu aku benar2 menyesali.
No comments:
Post a Comment